Pura Luhur Batukaru dalam status Sad Khayangan Jagat sebagai Linggacala Ida SangHyang Mahadewa disebut dengan Mahadewa lazimnya dalam kehidupan masyarakat pengempon disebut Batukaru.
Batukaru merupakan kekuatan penangkeb yang bermakna raja para Dewa-Dewa sehingga manifestasi Ida Sang Hyang Widhi yang dipuja di Pura Batukaru oleh masyarakaat setempat disebut dengan istilah Ida Betara Panembahan Penataran Jagat Bali. Dan puncak gunung Batukaru disebutkan dengan istilah Pucak Kedaton.
Pucak artinya kedudukan tertinggi, sedang Kedaton atau kedatuan artinya keratuan Raja di Raja.
Jadi Kedaton berarti keraton yang artinya komando tata pemerintahan niskala. Gunung Batukaru dengan puncaknya kedaton merupakan manifestasi Ida SangHyang Widhi sebagai badan eksekutif,yaitu pelindung kehidupan sarwa pranidengan menganugrahkan pengurip bumi dengan perangkat badan pembantunya disebut sebagai Jajar Kemiri. Jajar artinya jaringan Kemiri adalah tingkih (kemiri), jadi Jajar Kemiri adalah jaringan yangmembangun kekuatan kemiri dimaksud ,sehingga kuat dan tidak mudah lapuk. Pura-pura yang merupakan jajar kemiri dariPura Batukaru di sebelah kanan adalah; Pura Muncak Sari dan Pura Tambaa Waras dan di sebelah kirinya yaitu Pura Petalidan Pura Besi Kalung. Dengan demikian Pura Dhang Khayang Jagat Bali dikuatkandengan adanya Pura Jajar Kemiri yang mempunyai fungsi sebagai kekuatan Jagat Bali.
Kami dari rombongan Ashram Gayatri Batubulan,
mengadakan acara dharmayatra kesana pada tanggal 11 Agustus 2012, dan kembali
pada tanggal 12 Agustus, keesokan harinya.
Perjalanan sempat menjadi ragu, karena sehari menjelang perjalanan, Pinisepuh kami, penglingsir Ashram Gayatri “ Ida Pandita Agni Yoga Sarasvati” , selaku pemimpin dan pengkoordinir acara, menyampaikan bahwa rencana mekemit di puncak kedaton dibatalkan, dan hanya tangkil pada tanggal 12 agustus saja. Hal itu merupakan hasil dari pertimbangan beliau, mengingat banyak peserta adalah ibu-ibu dan anak-anak, yg tidak kuat dengan dinginnya angin pegunungan.
Hal itu sempat membuat down mental kami semua,
karena kami telah melakukan persiapan yg matang, dan telah menunggu acara ini
dari jauh-jauh hari. Melihat raut wajah kekecewaan dari semua anggota Ashram
Gayatri, akhirnya beliau tidak tega, dan memberikan ijin kepada kami, rombongan
inti ashram gayatri, intuk mendahului kesana, tanpa didampingi oleh penglingsir
kami, yg menyusul di keesokan harinya.
Malam harinya, Ida Nak Lingsir mepuja, mohon
petunjuk dan perlindungan bagi kami semua. Tidak lupa, saya dan seorang teman
(ketut Suardika) diminta ikut meditasi, dan mohon petunjuk serta perlindungan
atas perjalanan kami tersebut. Setelah selesai mepuja, Ida nak lingsir langsung
memberikan perintah untuk kami berjalan. Secara fisik, beliau tidak menyertai
kami, tetapi do’a dan bhatin beliau telah mengiringi perjalanan kami tersebut.
Akhirnya, hari yg ditunggu tunggu pun tiba. Pada
pagi harinya, saya dan beberapa teman, mengikuti acara agnihotra yg
dilangsungkan di GriyaGayatri, mohon perlindungan agar kami semua selamat
sampai di tempat tujuan. Diawali dengan acara do’a bersama, dan mohon petunjuk
Ida Nak Lingsir, kami pun siap berangkat.
Tanpa terasa, kami pun sudah sampai di parkiran
terakhir untuk tempat pendakian. Setelah melakukan persembahyangan di dasar,
kami pun memulai perjalanan. Ini adalah pengalaman pertama saya untuk naik
gunung. Bermodalkan tekad dan semangat, saya berjalan bersama rombongan.
Jalanan begitu sulit dan terjal.
Di setiap pelinggih yg kami temui, kami selalu
menghaturkan sesajen, dan berdo’a buat keselamatan kami semua. Sekitar 300
meter dari puncak, saya mengalami kram otot kaki, sehingga saya tidak bisa
berjalan, dan rombongan harus menunggui agar saya bisa melanjutkan perjalanan.
Setelah dipijat oleh seorang teman, akhirnya saya pun berhasil melanjutkan
perjalanan. Dengan selalu mengucapkan “ Om Gam Ganapataye Namo Namaha, dan Om
Shri Ganesha Ya Namaha”, saya terus memohon kepada Tuhan agar saya bisa sampai
di puncak.
Tidak sia sia, akhirnya setelah kurang lebih 5
jam perjalanan, kamipun sampai di puncak. Indahnya pemandangan di kegelapan
malam, dengan lampu-lampu jalanan yg terlihat di kejauhan, serta ribuan bintang
di langit, membuat suasana malam menjadi begitu indah.
Setelah melakukan berbagai persiapan, kami pun
melakukan persembahyangan bersama di areal utama Pura Puncak Kedaton, yg hanya
merupakan sebuah batu besar, yg menyerupai sebuah kursi. Dipimpin oleh seorang
pemangku, yg walau sejujurnya kami bilang, bahwa sama sekali tidak nyaman
dengan kepemimpinan beliau dalam bersembahyang, tetapi kami tetap mengikuti
acara persembahyangan tersebut dengan khidmat. Segala do’a yg kami tau, kami
panjatkan disana.
Setelah selesai bersembahyang, kami membikin api
unggun, dan makan bersama. Sungguh disayangkan, karena salah seorang anggota,
tidak dapat mengikuti semua acara disana, karena dia mengalami kram dan
kedinginan. Semalaman dia tidak bisa mengikuti acara, dan menikmati keindahan
alam diatas gunung Batukaru tersebut.
Tepat jam 12 malam, saya dan beberapa anggota
rombongan dari Ashram yg belum tidur, melakukan upacara agnihotra sederhana,
sesuai dengan apa yg kami ketahui. Walaupun sederhana sekali, tetapi kami
sangat menikmati acara agnihotra tersebut.
Setelah agnihotra, kami melanjutkan dengan
bhajan, dan kami puput dengan parama shanti. Setelah itu, acara kami lanjutkan
dengan ngobrol hingga pagi. Tidak lupa, suplemen khusus kami, yg selalu
menyertai dan melindungi daya tahan kami, yaitu “TUTUH” selalu kami nikmati,
dan kami konsumsi untuk menjaga daya tahan tubuh kami atas dinginnya angin malam
di puncak.
Tidak terasa, pagi pun datang. Kami mendapatkan
suguhan berupa keindahan alam yg bahkan tidak pernah kami mimpikan. Kami serasa
berada di sebuah negeri diatas awan, sama seperti cerita dongeng. Hamparan awan
putih berada jauh dibawah kami. Keindahan itu ditambah ketika matahari mulai
muncuk di ufuk timur. Semua rombongan bersorak kegirangan, dan merasakan
kebahagiaan yg tiada tara.
Setelah puas menikmati keindahan alam, kami
melanjutkan dengan acara makan bersama, dan selanjutnya kami kembali bermain,
layaknya anak kecil yg bertemu teman sebayanya, dan bermain-main bersama.
Sekitar pukul 10 pagi, satu persatu anggota dari
rombongan Ida Nak lingsir mulai berdatangan. Kami pun melakukan penyambutan
kepada mereka, dan terakhir Ida Pandita Agni Yoga Sarasvati, diiringi Ida
Istri, dan Putri Beliau pun datang. Kami semua menyambut kehadiran beliau.
Setelah istirahat sejenak, dan dilanjutkan dengan
acara tutuh bersama, acara pun dilanjutkan dengan persembahan upacara Agnihotra
di depan baatu besar sebagai pelinggih utama di Pura tersebut.
Semua mengikuti acara dengan khusuk, dibawah
teriknya panas sang surya di siang hari. Hanya rombongan pemangku yg ikut
mekemit disana saja yg tidak mau mengikuti acara tersebut, entah dengan alasan
apa.
Setelah persembahyangan tersebut, kami kembali
menikmati acara makan bersama, dan selanjutnya melakukan persiapan untuk
kembali pulang.
Saat perjalanan pulang, kami mengiringi langkah
ida nak lingsir. Kami pun nunas sebatang kayu kasua, untuk teteken ida nak
lingsir, dan bagian atasnya kami manfaatkan untuk tongkat kami.
Sampai di sekitar setengah perjalanan, salah satu
peserta, yg umurnya sekitar 70-80 tahunan, sedikit terperosot, sehingga kakinya
bengkak. Atas perintah ida nak lingsir, saya, ketut suardika, dan pak nyoman
gading, memapah nenek itu secara bergantian, sampai ke parkiran. Kurang lebih
sekitar satu setengah jam, kami secara bergantian memapah sang nenek, hingga
sampai di parkiran.
Akhirnya, sekitar jam 6 sore, kami sampai di
parkiran, dan melanjutkan perjalanan pulang, dengan rasa bahagia, dan juga
capek yg luar biasa.
Akhir kata, catatan saya ini saya tutup dengan ucapan puji
syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat Beliau lah,
kami segenap peserta dharmayatra ini bisa sukses dan selamat sampai di tempat
tujuan, dan selamat sampai kembali pulang.
Tidak lupa kami segenap keluarga Ashram Gayatri mengucapkan
Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Penglingsir kami “ IDA PANDITA AGNI YOGA
SARASVATI” atas segala bimbingan dan tuntunannya, sehingga acara ini bisa
berlangsung dengan damai, indah dan selamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar