HUBUNGAN ANTARA RSI GANA DAN
NGELINGGIHANG PATUNG GANESHA, DALAM MEMUJA DEWA GANESHA
Kita
Sebagai Umat Hindu di Bali, yg sangat kental dengan adat dan tradisi banten,
apabila kita mendengar tentang upacara Rsi Gana, maka dalam bayangan kita
adalah upacara yg besar, dengan sesaji berupa banten yg banyak, serta biaya yg
tidak sedikit.
Sekarang
mari kita perjelas tentang kenapa kita harus memuja Ganesha, apa filosofi
Ganesha, apa itu Upacara Rsi Gana, dan apa pula kaitannya dengan Ngelinggihang
patung Ganesha.
Kenapa
Kita Harus Memuja Ganesha?
Dewa Ganesha dalam
keyakinan sebagian besar masyarakat Hindu melambangkan pengertian,
kebijaksanaan, maupun kercerdasan untuk bisa membedakan yang harus dimiliki
seseorang untuk mencapai kesempurnaan dalam hidupnya. Dewa Ganesha adalah dewa
Hindu yang dalam patung dan gambarnya yang terkenal dan dilambangkan dengan
bentuk manusia yang memiliki kepala gajah. Selain bernama Ganesha, dewa ini
juga disebut dengan Ganapati atau Winayaka.
Umat Hindu yang
memuja Dewa Ganesha adalah untuk memohon berkah Tuhan agar dapat mencapai
keberhasilan dalam dunia fisik untuk selanjutnya mencapai kesempurnaan. Dewa
Ganesha adalah dewa yang harus terlebih dahulu dipuja sebelum melakukan
pemujaan kepada dewa atau dewi lain atau perayaan lainnya.
Dalam mitologi Hindu,
Dewa Ganesha adalah putra Dewa Siwa dan Dewi Parwati (bentuk lain dari Dewi
Durga). Dewa Siwa juga memerintahkan agar Ganesha dipuja pertama kali dalam
semua upacara keagamaan sebelum memuja dewa lainnya.
Filosofi Ganesha
Ganesha yang tubuhnya besar
berkepala gajah adalah salah satu Dewa yang sangat di kagumi karena beliau
sangat pemurah hati. Beliau merupakan lambang kecerdasan, kebijaksanaan serta
selalu melindungi para pemujanya dari berbagai rintangan.Ganesha menjadi sangat
dikagumi dan dicintai para pemujanya karena Dia merupakan Dewa yang penganugrah
dengan penuh kasih akan apa yang diinginkan para pemujanya.Dibalik keunikan
bentuk tubuhnya tersirat makna filosofi yang sangat tinggi seperti apakah
filosofi Ganesh itu?
Ganesha, sosok Dewa berbadan
gemuk dan berkepala gajah ini sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita
sehari-hari. Ganesha menjadi ikon/simbol lembaga-lembaga penting,
sekolah-sekolah, atau pusat studi sebagai simbol ilmu pengetahuan dan
kebijaksanaan.
Ganesha telah menjadi begitu
populer, dan kepopulerannya tidak hanya pada kalangan Hindu, tetapi telah
merambah dunia secara keseluruhan. Seluruh umat, dari Hindu, Islam, Kristen,
hingga Budha melihat Ganesha sebagai sosok mahluk lucu dan unik.
- Ganesha
memiliki kepala yang besar dengan dua telinga besar dan mata yang sipit.
Kepala besar melambangkan kita sebagai manusia seharusnya lebih banyak
menggunakan akal daripada fisik dalam memecahkan masalah.
Sedangkan mata yang sipit berarti konsentrasi. Pikiran harus diarahkan ke
hal-hal positif untuk memperbaiki daya nalar dan pengetahuan.
- Ganesha
juga memiliki dua telinga besar yang mengajarkan supaya kita mendengarkan
orang lain lebih banyak. Kita selalu mendengar, tetapi jarang sekali kita
mendengarkan orang lain dengan baik: “Dengarkan ucapan-ucapan yang
membersihkan jiwa dan seraplah pengetahuan dengan telingamu.”
- Ganesha
mematahkan satu gadingnya untuk menggurat Kitab Suci di atas daun tal.
Satu gading berarti kesatuan. Simbol ini menyarankan manusia hendaknya
bersatu untuk satu tujuan mulia & suci.
- Lantas,
Ganesha juga memiliki mulut yang kecil dan hampir tidak kelihatan karena
tertutup belalainya yang dengan rakus ”menghirup rasa” manisan susu ilmu
di tangannya. Mulut yang kecil itu mengajarkan agar kita mengontrol gerak
mulut dan lidah. Maksudnya adalah bahwa kita harus mengurangi pembicaraan
yang tidak-tidak.
- Sementara
belalai yang menjulur melambangkan efisiensi dan adaptasi yang tinggi.
- Beralih
ke badan Ganesha yang besar:
Hal pertama yang kita lihat pastilah perutnya, karena perut itu memang
buncit. Ganesha memang selalu dimanja oleh ibu Parvati, istri Siva sebagai
anak kesayangan. Perut buncit melambangkan keseimbangan dalam menerima
baik-buruknya gejolak dunia. Dunia diliputi oleh sesuatu yang berpasangan,
yakni pasangan dua hal yang bertolak belakang. Ada senang, ada pula sedih.
Ada siang, ada pula malam.
Ada wajah suram kesedihan di balik tawa riang kita. Dan sebaliknya, ada
keriangan dan semangat dibalik kesenduan kita. Itulah hidup, dan kita
harus menyadarinya.
- Ganesha
memiliki 4 tangan yang merupakan simbolis 4 peralatan bathin (antahkarana).
- Tangan
kanan depan bersikap abhaya hasta (memberi berkat) kepada pemuja,
umat manusia. Selain itu Beliau juga memberkati dan melindunginya dari
segala rintangan dalam usaha pencapaian Tuhan.
- Tangan
kanan belakang memegang kapak, dengan kapak itu beliau memotong
keterikatan para bhaktanya dari keterikatan duniawi
- Tangan
kiri belakang memegang tali dan dengan tali beliau menarik mereka untuk
semakin dekat dengan kebenaran, kebajikan, dan cinta kasih serta
intektualitas, kemudian pada akhirnya beliau mengikatnya untuk mencapai
tujuan umat tertinggi.
- Tangan
kiri depan membawa modaka (manisan). Wah, enak yah dapat manisan dari
Dewa? Hehe, hya iya lah tentunya! Manisan/modaka/bola nasi yang dipegang
oleh Dewa Ganesha perlambang pahala dari kebahagiaan yang beliau berikan
kepada pemuja-Nya.
- Terakhir,
ada seekor tikus yang selalu berada di dekat Ganesha. Tikus, seperti
sifat hewan aslinya, adalah hewan yang penuh nafsu mengigit. Ia memakan
apa saja untuk memenuhi hasrat perutnya. Demikianlah tikus dijadikan
lambang nafsu dalam figur Ganesha. Lalu mengapa tikus itu menjadi
tunggangan Ganesha yang berbadan berat & tinggi ini?
Tikus, atau nafsu harus ditundukkan. Kita harus bisa menjadikan nafsu
sebagai kendaraan sehingga kita dapat mengendalikannya, namun banyak
manusia kini menjadi kendaraan dari nafsunya sendiri.
Upacara Rsi Gana dan Memuja
Patung Ganesha
Upacara Rsi Gana sesungguhnya
adalah sebuah upacara yg didedikasikan atau dilakukan untuk memuja dewa
Ganesha, serta memberikan persembahan berupa caru kepada rencangan Ida Bhatara
Ganesha, agar tidak mengganggu, dan bisa memberikan kedamaian kepada keluarga
sang pelaksana upacara Rsi Gana tersebut.
Jadi, dalam konteks agama yg
kita kenal saat ini saja, kita sudah diwajibkan untuk melakukan pemujaan kepada
Dewa Ganesha, minimal sekali dalam kurun waktu tertentu. Nah apabila kita bisa
memuja beliau setiap hari, bukankah itu jadi lebih baik??
Ngelinggihang Patung Ganesha
Patung Ganesha adalah sebuah
simbolisasi dewa yang menetralisir pengaruh tidak baik. Jika patung tersebut di
upacarai, di plaspas dan dipasupati maka itu adalah sebuah tempat suci, dan
tentunya boleh di banteni. Namun jika patung ganesha itu hanya hiasan yang
tidak diupacarai namun dihaturkan banten canang misalnya setiap rainan, maka itu
akan menjadi rumah dari Bhuta Kala. Dalam kala tatwa disebutkan bahwa apabila
kita membuat sebuah pelinggih ataupun perupaan (patung) yang berwujud para dewa
yang tidak diupacarai namun dihaturkan banten maka itu akan di stanai oleh para
bhuta kala.
Dari pemahaman tersebut, maka
menurut Ida Pandita Agni Yoga Sarasvati, bahwa sangatlah erat kaitannya antara
ngelinggihang patung Ganesha dengan upacara Rsi Gana. Dengan ngelinggihang
Patung Ganesha,dan dipuja serta dikasi persembahan setiap hari, maka secara otomatis,
kita akan melakukan upacara Rsi Gana setiap hari.
Karena tugasnya sebagai
penjaga, maka patung Ganesha bagusnya ditaruh tepat di angkul-angkul atau
pekarangan rumah yg menghadap langsung dengan pintu masuk pekarangan. Hal ini
dimaksudkan agar dapat menetralisir ataupun menolak kekuatan negative yg akan
masuk pekarangan rumah kita.
Berikut ada beberapa mantra untuk
memuja Ganesha :
1.
Om Gam Ganapatayae Namaha
Mantra
ini dipergunakan untuk memulai sesuatu yang baru, seperti memulai perjalanan,
mengadakan usaha baru, buka kantor baru, penandatanganan kontrak-dagang baru,
sehingga pelaksanaan usaha tidak menemui hambatan-hambatan.
2.
Om Namo Bhagabatae Gajaanaaya Namaha
Mantra ini untuk meminta kehadiran Ganesha, dan akan dapat dirasakan
kehadirannya.
3.
Om Shri Ganeshaaya Namaha
Mantra ini untuk meningkatkan daya-ingat (terutama pelajar dan mahasiswa) untuk
mencapai tingkat lebih tinggi dalam belajar.
4.
Om Vakratundaaya Hum
Mantra ini sangat kuat untuk menghambat dan menghilangkan pikiran-pikiran
buruk, baik untuk pribadi maupun untuk manusia di tingkat nasional maupun
internasional bahkan tingkat universal. Sering dipergunakan untuk mengusir
setan. Dapat juga untuk penyembuhan penyakit yang berkaitan tulang belakang
(dari bawah ke atas) dan penyakit dipaha. Untuk itu harus diucapkan 1008 kali
(bukan 108 kali !).
5.
Om Kshipra Prasadaya Namaha
Mantra ini bersifat “instant” (cepat sekali). Mantra ini diucapkan, ketika ada
bahaya atau kesulitan yang sudah tidak bisa diatasi sendiri.
6.
Om Vinayakaaya Namaha
Mantra ini dipergunakan untuk melancarkan segala macam pekerjaan/usaha. Anda
akan dapat menguasai dan memecahkan masalah dengan baik serta membuat “masa
keemasan”.